MAKALAH
PENELITIAN PENDIDIKAN
Tentang
“PENELITIAN KOLERASI DAN KAUSAL KOMPERATIF”

OLEH
KELOMPOK 5
CICI KURNIA SARI 1200791
OCI PURWANTI 1200823
NELA CYNTIA 1200831
TIARA HANDAYANI 1200782
MEIZA YULIA 1200778
SRIDEVI 1200817
TIKA PERTIWI 1200838
SANI OKTARI 1200788
LENI SELVIRA 1200803
TRINELA SARI 1200789
PENDIDIKAN GURU
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “penelitian kolerasi dan kausal komperatif” tepat pada waktunya. Makalah ini
merupakan tugas dari mata kuliah tian pendidikan. Penulis mengucapakan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam penulisan makalah ini, terutama kedua orang tua yang selalu memberi
dukungan baik moril ataupun materil serta dosen pembimbing yang dengan sabar
membimbing dalam penulisan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun sangat Penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Padang, Oktober 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
C.
Tujuan
penulisan.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
- Penelitian kolerasi………………………………………………………………......2
- Kausal komperatif………………………………………………………………….8
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan..............................................................................................................13
B.
Saran .....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….14
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah
yang didasarkan pada suatu masalah yang memerlukan solusi yang tepat. Fenomena yang terjadi dalam dunia
pendidikan terdapat hubungan antarunsur-unsurnya. Seperti hubungan antara guru
dengan siswa, guru dengan materi/kurikulum, materi dengan evaluasi, dan
lain-lain. Hubungan-hubungan tersebut dapat diketahui tingkat korelasinya
secara ilmiah secara statistik melalui metode penelitian korelasional.
Yang mana penelitian korelasi atau korelasional
adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara
dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut
sehingga tidak terdapat manipulasi variabel. Sedangkan Penelitian kausal komparatif adalah
penelitian yang dilakukan untuk membandingkan suatu variabel (objek
penelitian), antara subjek yang berbeda atau waktu yang berbeda dan menemukan
hubungan sebab-akibatnya.
2.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat
dirumuskan masalahnya, yaitu :
1.
Seperti
apa penelitian kolerasi ?
2.
Bagaimana
penelitian kausal komperatif?
3.
Tujuan
penulisan
1.
Untuk
seperti apa penelitian kolerasi
2.
Untuk
mengetahui bagaimana penelitian kausal komperatif
BAB II
PEMBAHASAN
PENELITIAN KOLERASI DAN KAUSAL KOMPERATIF
- Penelitian kolerasi
Penelitian korelasi atau
korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat
hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi
variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Faenkel dan
Wallen, 2008:328). Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting karena
dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat
mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian korelasional menggunakan instrumen untuk
menentukan apakah, dan untuk tingkat apa, terdapat hubungan antara dua variabel
atau lebih yang dapat dikuantitatifkan.
Menurut Gay dalam Sukardi (2004:166)
penelitian korelasi merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto
karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan
langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang
direfleksikan dalam koefisien korelasi. Selanjutnya, Fraenkel dan Wallen
(2008:329) menyebutkan penelitian korelasi ke dalam penelitian deskripsi karena
penelitian tersebut merupakan usaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi.
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam
konteks kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel.
Penelitian korelasional dilakukan
dalam berbagai bidang diantaranya pendidikan, sosial, maupun ekonomi. Penelitian
ini hanya terbatas pada penafsiran hubungan antarvariabel saja tidak sampai
pada hubungan kausalitas, tetapi penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk
diajadi penelitian selanjutnya seperti penelitian eksperimen (Emzir, 2009:38).
Menurut Sukardi (2004:166) penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik
penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya.
Tiga karakteristik tersebut adalah sebagai berikut.
1.
Penelitian
korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan
manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen.
2.
Memungkinkan
variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.
3.
Memungkinkan
peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.
Tujuan Penelitian Korelasional
Tujuan penelitian korelasional
menurut Suryabrata (dalam Abidin, 2010) adalah untuk mendeteksi sejauh mana
variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu
atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Sedangkan menurut
Gay dalam Emzir (2009:38) Tujuan penelitian korelasional adalah untuk
menentukan hubungan antara variabel, atau untuk menggunakan hubungan tersebut
untuk membuat prediksi. Studi hubungan biasanya menyelidiki sejumlah variabel
yang dipercaya berhubungan dengan suatu variabel mayor, seperti hasil belajar
variabel yang ternyata tidak mempunyai hubungan yang tinggi dieliminasi dari
perhatian selanjutnya.
Ciri-ciri Penelitian Korelasional
1.
Penelitian
macam ini cocok dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti rumit dan/atau
tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak dapat dimanipulasi.
2.
Studi
macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya
secara serentak dalam keadaan realistiknya.
3.
Output
dari penelitian ini adalah taraf atau tinggi-rendahnya saling hubungan dan
bukan ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut.
4.
Dapat
digunakan untuk meramalkan variabel tertentu berdasarkan variabel bebas.
Langkah-langkah
pokok penelitian korelasional
1.
Pilih dan rumuskan masalah yang akan
diteliti
2.
Lakukan studi literature untuk
memeprkuat landasan teori dan untuk mengungkapkan temuan-temuan penelitian yang
sudah ada.
3.
Bardasarkan masalah yang telah dirumuskan,
identifikasi masalah yang relevan untuk di teliti
4.
Tentukan sampel, susun dan pilih
isntrumen yang cocok serta tentukan pula teknik analisis data
5.
Kumpulkan data
6.
Analisis data dan interperstasi
7.
Susun laporan penelitian
Macam Penelitian
Korelasional
1.
Penelitian
Hubungan
Penelitian hubungan, relasional, atau korelasi sederhana
(seringkali hanya disebut korelasi saja) digunakan untuk menyelidiki hubungan
antara hasil pengukuran terhadap dua variabel yang berbeda dalam waktu yang
bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat atau derajat
hubungan antara sepasang variabel (bivariat).
Dalam penelitian korelasi sederhana ini hubungan antar
variabel tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi. Nilai
koofisien korelasi merupakn suatu alat statistik yang digunakan untuk
membantu peneliti dalam memahami tingkat hubungan tersebut. Nilai koefisien
bervariasi dari -1,00 sampai +1,00 diperoleh dengan menggunakan teknik
statistik tertentu sesuai dengan karakter dari data masing-masing variabel.
Pada dasarnya, desain penelitian hubungan ini cukup
sederhana, yakni hanya dengan mengumpulkan skor dua variabel dari kelompok
subjek yang sama dan kemudian menghitung koefisien korelasinya. Oleh karena
itu, dalam melakukan penelitian ini, pertama-tama peneliti menentukan sepasang
variabel yang akan diselidiki tingkat hubungannya.
Pemilihan kedua variabel tersebut harus didasarkan pada
teori, asumsi, hasil penelitian yang mendahului, atau pengalaman bahwa keduanya
sangat mungkin berhubungan.
2.
Penelitian
Prediktif
Penelitian korelasi jenis ini memfokuskan pada pengukuran
terhadap satu variabel atau lebih yang dapat dipakai untuk memprediksi atau
meramal kejadian di masa yang akan datang atau variabel lain (Borg & Gall
dalam Abidin, 2010). Penelitian ini sebagaimana penelitian relasional,
melibatkan penghitungan korelasi antara suatu pola tingkah laku yang kompleks,
yakni variabel yang menjadi sasaran prediksi atau yang diramalkan kejadiannya
(disebut kriteria), dan variabel lain yang diperkirakan berhubungan dengan
kriteria, yakni variabel yang dipakai untuk memprediksi (disebut prediktor).
Teknik yang digunakan untuk mengetahui tingkat prediksi antara kedua variabel
tersebut adalah teknik analisis regresi yang menghasilkan nilai koefisien
regresi, yang dilambangkan dengan R.
3.
Korelasi
Multivariat
Teknik untuk mengukur dan menyelidiki tingkat hubungan
antara kombinasi dari tiga variabel atau lebih disebut teknik korelasi
multivariat. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan, dua diantaranya yang
akan dibahas di sini adalah:
·
Regresi
ganda.
Memprediksi suatu fenomena yang kompleks hanya dengan menggunakan satu faktor
(variabel prediktor) seringkali hanya memberikan hasil yang kurang akurat
·
Korelasi
kanonik. Pada
dasarnya teknik ini sama dengan regresi ganda, dimana beberapa variabel
dikombinasikan untuk memprediksi variabel kriteria. Akan tetapi, tidak seperti
regresi ganda yang hanya melibatkan satu variabel kriteria, korelasi kanonik
melibatkan lebih dari satu variabel kriteria. Korelasi ini berguna untuk menjawab
pertanyaan, bagaimana serangkaian variabel prediktor memprediksi serangkai
variabel kriteria? Dengan demikian, korelasi kanonik ini dapat dianggap sebagai
perluasan dari regresi ganda,dan sebaliknya, regresi berganda dapat dianggap
sebagai bagian dari korelasi kanonik (Pedhazur dalam Abidin, 2010).
Rancangan Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional mempunyai berbagai jenis rancangan.
Shaughnessy dan Zechmeinter (dalam Emzir, 2009:48-51), yaitu:
1.
Korelasi
Bivariat
Rancangan penelitian korelasi bivariat adalah suatu
rancangan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel. Hubungan antara dua variabel diukur. Hubungan tersebut mempunyai
tingkatan dan arah. Tingkat hubungan (bagaimana kuatnya hubungan) biasanya
diungkapkan dalam angka antar -1,00 dan +1,00, yang dinamakan koefisien
korelasi. Korelasi zero (0) mengindikasikan tidak ada hubungan. Koefisien
korelasi yang bergerak ke arah -1,00 atau +1,00, merupakan korelasi sempurna
pada kedua ekstrem (Emzir, 2009:48).
Arah hubungan diindikasikan olh
simbol “-“ dan “+”. Suatu korelasi negatif berarti bahwa semakin tinggi skor
pada suatu variabel, semakin rendah pula skor pada variabel lain atau
sebaliknya. Korelasi positif mengindikasikan bahwa semakin tinggi skor pada
suatu variabel, semakin tinggi pula skor pada variabel lain atau sebaliknya
(Emzir, 2009:48).
2.
Regresi
dan Prediksi
Jika terdapat korelasi antara dua
variabel dan kita mengetahui skor pada salah satu variabel, skor pada variabel
kedua dapat diprediksikan. Regresi merujuk pada seberapa baik kita dapat
membuat prediksi ini. Sebagaimana pendekatan koefisien korelasi baik -1,00
maupun +1,00, prediksi kita dapat lebih baik.
3.
Regresi
Jamak (Multiple Regresion)
Regresi jamak merupakan perluasan
regresi dan prediksi sederhana dengan penambahan beberapa variabel. Kombinasi
beberapa variabel ini memberikan lebih banyak kekuatan kepada kita untuk
membuat prediksi yang akurat. Apa yang kita prediksikan disebut variabel
kriteria (criterion variable). Apa yang kita gunakan untuk membuat
prediksi, variabel-variabel yang sudah diketahui disebut variabel prediktor (predictor
variables).
4.
Analisis
Faktor
Prosedur statistik ini
mengidentifikasi pola variabel yang ada. Sejumlah besar variabel dikorelasikan
dan terdapatnya antarkorelasi yang tinggi mengindikasikan suatu faktor penting
yang umum.
5.
Rancangan
korelasional yang digunakan untuk menarik kesimpulan kausal
Terdapat dua rancangan yang dapat
digunakan untuk membuat pernyataan-pernyataan tentang sebab dan akibat
menggunakan metode korelasional. Rancangan tersebut adalah rancangan analisis
jalur (path analysis design) dan rancangan panel lintas-akhir (cross-lagged
panel design).
Analisis jalur digunakan untuk
menentukan mana dari sejumlah jalur yang menghubungkan satu variabel dengan
variabel lainnya. Sedangkan desain panel lintas akhir mengukur dua variabel
pada dua titik sekaligus.
6.
Analisis
sistem (System Analysis)
Desain ini melibatkan penggunaan
prosedur matematik yang kompleks/rumit untuk menentukan proses dinamik, seperti
perubahan sepanjang waktu, jerat umpan balik serta unsur dan aliran hubungan.
Kelebihan dan Kelemahan Penelitian
Korelasional
Penelitian korelasional mengandung
kelebihan-kelebihan, antara lain:
·
kemampuannya
untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel secara bersama-sama
(simultan)
·
Penelitian
korelasional juga dapat memberikan informasi tentang derajat (kekuatan)
hubungan antara variabel-variabel yang diteliti (Abidin, 2010).
·
Sukardi
menambahkan kelebihan penelitian ini adalah penelitian ini berguna untuk mengatasi
masalah yang berkaitan dengan bidang pendidikan, ekonomi, sosial.
·
Dengan
penelitian ini juga memungkinkan untuk menyelidiki beberapa variabel untuk
diselidiki secara intensif dan penelitian ini dapat melakukan analisis prediksi
tanpa memerlukan sampel yang besar.
Kelemahan penelitian korelasional,
antara lain:
·
Hasilnya
cuma mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling
hubungan yang bersifat kausal.
·
Jika
dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian korelasional itu
kurang tertib- ketat, karena kurang melakukan kontrol terhadap
variabel-variabel bebas.
·
Cendrung akan mengidentifikasikan
pola hubungan langsung dan unsure-unsur yang dipakai kurang andal dan belum
canggih.
·
Pola
saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur
·
Sering merangsang penggunaannya sebagai semacam short-gun
approach, yaitu memasukkan berbagai data tanpa pilih-pilih dan menggunakan
setiap interpretasi yang berguna atau bermakna. (Abidin, 2010).
- Kausal komperatif
Penelitian
kausal komparatif adalah penelitian yang dilakukan untuk membandingkan suatu
variabel (objek penelitian), antara subjek yang berbeda atau waktu yang berbeda
dan menemukan hubungan sebab-akibatnya. Sementara itu, menurut Kerlinger
sebagaimana dikutip Emzir, menyatakan bahwa penelitian kausal komparatif
(causal comparative research) yang disebut juga penelitian ex post facto adalah
penyelidikan empiris yang sistematis di mana peneliti tidak mengendalikan
variabel bebas secara langsung karena keberadaan dari variabel tersebut telah
terjadi atau karena variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi.
Kemudian, Gay yang juga dikutif Emzir, mengemukakan bahwa studi kausal
komparatif atau ex post facto adalah penelitian yang berusaha menentukan
penyebab atau alasan, untuk keberadaan perbedaan dalam perilaku atau status
dalam kelompok individu. Dengan kata lain, penelitian kausal komparatif adalah
penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat berdasarkan
pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor yang menjadi
penyebab melalui data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini pendekatan
dasarnya adalah memulai dengan adanya perbedaan dua kelompok dan kemudian
mencari faktor yang mungkin menjadi penyebab atau akibat dari perbedaan
tersebut.
Tujuan
penelitian kausal-komparatif adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan
sebab-akibat dengan cara: berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada
mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu. Hal
ini berlainan dengan metode eksperimental yang mengumpulkan datanya pada waktu
kini dalam kondisi yang dikontrol.
Ciri-ciri pokok penelitian Kausal-Komparatif
Penelitian kausal-komparatif
bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang
dipersoalkan berlangsung (lewat). Peneliti mengambil satu atau lebih akibat
(sebagai “dependend variables”) dan menguji data itu dengan menelusuri kembali
ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan dan maknanya.
Langkah-langkah pokok Penelitian Kausal-Komparatif
- Definisikan masalah
- Lakukan penelaahan kepustakaan
- Rumuskan hipotesis-hipotesis
- Rumuskan asumsi-asumsi yang mendasari hipotesis-hipotesis itu serta prosedur-prosedur yang akan digunakan
- Rancang cara pendekatannya:
- Pilihlah subjek-subjek yang akan digunakan serta sumber-sumber yang relevan
- Pilihlah atau susunlah teknik yang akan digunakan untuk mengumpulkan data
- Tentukan kategori-kategori untuk mangklasifikasikan data yang jelas, sesuai dengan tujuan studi, dan dapat menunjukkan kesamaan atau saling berhubungan.
- Validasikan teknik untuk mengumpulkan data itu, dan interpretasikan hasilnya dalam cara yang jelas dan cermat
- Kumpulkan dan analisis data
- Susun laporannya
Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Kausal-Komparatif
Penelitian kausal-komparatif mempunyai kelebihan yang dapat
diterangkan seperti berikut :
- Metode kausal-komparatif adalah baik untuk berbagai keadaan kalau metode yang lebih kuat, yaitu metode eksperimental, tak dapat digunakan:
- Studi kausal-komparatif menghasilkan informasi yang sangat berguna mengenai sifat-sifat gejala yang dipersoalkan:apa sejalan dengan apa, dalam kondisi apa, pada perurutan dan pola yang bagaimana, dan sejenis dengan itu
- Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan dengan kontrol parsial, pada akhir-akhir ini lebih dapat dipertanggungjawabkan.
- Dengan penelitian kausal komparatif, dimungkinkan peneliti melakukan studi karena apabila digunakan penelitian eksperimen mungkin tidak dapat dilakukan karena beberapa alasan, misalnya tidak etis, menyalahi aturan sekolah, dan sebagainya.
Penelitian kausal-komparatif mempunyai kelemahan yang dapat
diterangkan seperti berikut :
- Tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas.
- Sukar untuk memperoleh kepastian bahwa faktor-faktor penyebab yang relevan telah benar-benar tercakup dalam kelompok factor-faktor yang sedang diselidiki
- Kenyatan bahwa factor penyebab bukanlah factor tunggal, melainkan kombinasi dan interaksi antara berbagai factor dalam kondisi tertentu untuk menghasilkan efek yang disaksikan, menyebabkan soalnya sangat kompleks.
- Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab ganda, tetapi dapat pula disebabkan oleh sesuatu sebab pada kejadian tertentu dan oleh lain sebab pada kejadian lain.
- Apabila saling hubungan antara dua variabel telah diketemukan, mungkin sukar untuk menentukan mana yang sebab dan mana yang akibat.
- Kenyataan bahwa dua, atau lebih, factor saling berhubungan tidaklah mesti memberi implikasi adanya hubungan sebab-akibat
- Menggolong-golongkan subjek ke dalam dikotomi untuk tujuan perbandingan, menimbulkan persoalan-persoalan, seringkali penelitian yang demikian itu tidak menghasilkan penemuan yang berguna
- Studi komparatif dalam situasi alami tidak memungkinkan pemilihan subjek secara terkontrol.
Penelitian
korelasi dengan penelitian kausal komparatif kadang-kadang membingungkan bagi
sebagian peneliti muda. Karena dalam beberapa hal penelitian korelasi dan
penelitian kausal komparatif sama-sama memiliki kesamaan, seperti diantaranya
termasuk :
a.
Mereka
tidak memanipulasi variabel, karena variabel telah terjadi
b.
Mereka
juga tidak melakukan control
c.
Bila
peneliti menggunakan paket program statistic dalam computer, penelitian regresi
otomatis juga menganalisis hasil korelasi
Walaupun
demikian, penelitian korelasi dan penelitian kausal komparatif mempunyai
perbedaan ringan, seperti berikut :
a.
Dalam
penelitian korelasi, peneliti tidak mengidentifikasi atau membedakan antara
variabel bebas dan variabel terikat.
b.
Dalam
penelitian kausal komparatif, peneliti berusaha mengidentifikasi hubungan
sebab-akibat, dan dalam hubungan variabel yang kompleks mereka membedakan
antara variabel bebas dan variabel terikat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penelitian korelasi atau korelasional
adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara
dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut
sehingga tidak terdapat manipulasi variabel.
Sedangkan Penelitian kausal komparatif adalah
penelitian yang dilakukan untuk membandingkan suatu variabel (objek
penelitian), antara subjek yang berbeda atau waktu yang berbeda dan menemukan
hubungan sebab-akibatnya.
B.
Saran
Kami menyadari bahwa dalam menysun dan pembuatan
makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan dalam penulisan dimasa yang akan datang.
Untuk
melakukan percobaan di atas bacalah perintah dengan seksama dan di bimbing oleh
guru atau orang tua, agar
memperhatikan keselamatan anak.
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, A.Muri. 2005. Metodologi penelitian.
Padang: UNP Press.
Emzir.
2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif.
Jakarta: PT Raja Grafindo Pergoda.
PersadaSugiyono.
2009. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta Bandung
Sumadi,2012.Metodologi penelitian .jakarta.raja
grafindo persada.
http://baktiwaluyo.wordpress.com/2012/06/27/penelitian-kausal-komparatif/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar